Transverse Myelitis: Penyebab Dan Gejalanya

by Jhon Lennon 44 views

Hey guys, tahukah kalian tentang transverse myelitis? Ini adalah kondisi langka yang menyerang sumsum tulang belakang kita, guys. Transverse myelitis disebabkan oleh peradangan yang bisa ngerepotin banget. Yuk, kita bahas lebih dalam apa aja sih penyebabnya dan gimana gejalanya biar kita lebih waspada.

Memahami Transverse Myelitis: Apa Itu Sebenarnya?

Jadi gini, transverse myelitis itu bukan penyakit guys, melainkan sebuah sindrom neurologis. Artinya, dia itu gejala dari masalah lain. Intinya, ada peradangan yang terjadi di sepanjang satu segmen sumsum tulang belakang kita, biasanya selebar satu segmen saja, makanya disebut transverse atau melintang. Peradangan ini bisa merusak myelin, yaitu lapisan pelindung serabut saraf yang kayak selubung kabel gitu. Kalau myelin rusak, sinyal saraf dari otak ke tubuh jadi terganggu atau bahkan terputus sama sekali. Bayangin aja kayak kabel internet putus, koneksi jadi ngadat kan? Nah, gitu juga sinyal saraf kita.

Peradangan ini bisa terjadi di bagian sumsum tulang belakang mana saja, dari leher sampai ke punggung bawah. Lokasi peradangan inilah yang menentukan gejala apa aja yang bakal muncul. Kalau peradangan di leher, ya dampaknya bisa lebih luas, mungkin sampai ke lengan dan kaki. Tapi kalau di punggung bawah, ya gejalanya mungkin lebih fokus di area pinggul ke bawah. Penting buat dicatat, guys, kalau transverse myelitis ini bisa menyerang siapa aja, dari anak-anak sampai orang dewasa, tapi paling sering sih dialami orang usia produktif antara 10-19 tahun dan 30-39 tahun. Jadi, jangan kira ini cuma penyakit orang tua ya.

Gejala transverse myelitis biasanya muncul mendadak, kadang dalam hitungan jam atau hari. Kadang juga bisa lebih lambat, dalam beberapa minggu. Tapi intinya, perkembangannya itu cepat dan perlu perhatian medis segera. Kalau dibiarin, bisa jadi makin parah dan susah pulihnya. Kerusakan pada sumsum tulang belakang ini bisa bersifat permanen jika tidak ditangani dengan benar. Makanya, penting banget buat kita semua sadar akan kondisi ini dan segera cari pertolongan medis kalau ada gejala yang mencurigakan. Jangan tunda-tunda, guys, karena penanganan dini itu kunci banget buat pemulihan.

Menguak Akar Masalah: Apa Saja Pemicu Transverse Myelitis?

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu-tunggu nih, guys. Transverse myelitis disebabkan oleh apa aja sih? Sebenarnya, penyebab pastinya seringkali nggak bisa diidentifikasi secara jelas, makanya sering disebut idiopathic atau penyebabnya tidak diketahui. Tapi, para dokter dan ilmuwan udah mengidentifikasi beberapa pemicu atau faktor risiko yang umum. Ini dia beberapa di antaranya:

1. Infeksi: Musuh Tersembunyi di Balik Peradangan

Banyak banget kasus transverse myelitis yang dipicu oleh infeksi. Infeksi ini bisa datang dari virus, bakteri, atau jamur. Virus jadi salah satu penyebab paling umum. Coba deh inget-inget, pernah nggak sih kamu kena cacar air, campak, gondongan, atau bahkan flu biasa? Nah, virus-virus itu, kayak herpes simplex virus, varicella zoster virus (penyebab cacar air dan herpes zoster), cytomegalovirus, * Epstein-Barr virus*, atau bahkan virus yang menyebabkan polio dan West Nile virus, itu bisa memicu respons kekebalan tubuh yang salah sasaran. Tubuh kita yang tadinya mau ngelawan virus malah nyerang myelin di sumsum tulang belakang. Mirip kayak tentara yang salah menyerang rakyatnya sendiri, kasihan kan?

Bakteri juga bisa jadi biang keroknya, guys. Contohnya bakteri yang menyebabkan Lyme disease, syphilis, atau tuberculosis. Kadang-kadang, infeksi bakteri ini nggak langsung menyerang sumsum tulang belakang, tapi memicu peradangan yang akhirnya berdampak ke sana. Jangan remehkan juga jamur, meskipun lebih jarang, tapi infeksi jamur tertentu juga bisa jadi pemicu.

Yang perlu digarisbawahi, guys, infeksi itu sendiri belum tentu langsung merusak myelin. Seringkali, yang terjadi adalah sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap infeksi tersebut. Tubuh kita memproduksi antibodi dan sel-sel imun yang menyerang myelin sebagai respons terhadap invader (penyusup) dari luar. Proses ini yang disebut autoimun. Jadi, kadang-kadang, setelah infeksi sembuh, peradangan di sumsum tulang belakang justru baru dimulai atau makin parah. Ini yang bikin bingung, kok udah sembuh sakitnya tapi malah muncul gejala baru yang lebih serius?

2. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh: Serangan dari Dalam

Ini nih, guys, yang jadi penyebab paling sering diidentifikasi. Transverse myelitis bisa terjadi karena gangguan pada sistem kekebalan tubuh kita sendiri, alias penyakit autoimun. Dalam kondisi normal, sistem imun bertugas melindungi tubuh dari serangan benda asing seperti virus dan bakteri. Tapi pada penyakit autoimun, sistem imun jadi bingung dan menyerang sel-sel tubuhnya sendiri yang sehat. Khususnya pada transverse myelitis, sistem imun menyerang sel-sel oligodendrocyte atau sel Schwann yang memproduksi myelin di sistem saraf pusat dan tepi. Beberapa penyakit autoimun yang sering dikaitkan dengan transverse myelitis antara lain:

  • Multiple Sclerosis (MS): Ini adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang sistem saraf pusat, termasuk otak dan sumsum tulang belakang. Transverse myelitis seringkali menjadi gejala awal atau salah satu episode dari MS. Peradangan dan kerusakan myelin pada MS bisa terjadi berulang kali di berbagai lokasi di otak dan sumsum tulang belakang.
  • Neuromyelitis Optica (NMO): Dulu dikenal sebagai Devic's disease, NMO adalah kelainan autoimun yang secara spesifik menyerang saraf optik (mata) dan sumsum tulang belakang. Kerusakan pada area ini bisa menyebabkan kebutaan dan kelumpuhan parah. Transverse myelitis adalah salah satu manifestasi utama dari NMO.
  • Systemic Lupus Erythematosus (SLE): Lupus adalah penyakit autoimun sistemik yang bisa mempengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk sistem saraf. Peradangan pada sumsum tulang belakang akibat lupus bisa menyebabkan gejala seperti transverse myelitis.
  • Sarcoidosis: Kondisi ini menyebabkan tumbuhnya kumpulan sel radang (granuloma) di berbagai organ, termasuk otak dan sumsum tulang belakang. Granuloma ini bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan pada saraf.

Intinya, guys, pada kondisi autoimun, tubuh kita seolah-olah punya